Minggu, 15 November 2009

DORMANSI

Sidoarjo, 5 Januari 2008

Dormansi dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan pertumbuhan dan metabolisme yang terpendam, dapat disebabkan oleh kondisi lingkungan yang tidak baik atau oleh faktor dari dalam tumbuhan itu sendiri. Seringkali jaringan yang dorman gagal tumbuh meskipun berada kondisi yang ideal.
Dormansi terjadi dalam berbagai bentuk. Banyak biji dorman untul suatu periode waktu setelahnya keluar dari buah. Pohon melepaskan daun-daunnya untuk menghindari bahaya pada waktu udara menjadi lebih dingin dan kering serta tanah membeku. Dormansi merupakan suatu mekanisme untuk mempertahankan diri terhadap suhu yang sangat rendah ( membeku) pada musim dingin, atau kekeringan di musim panas yang merupakan bagian penting dalam perjalanan hidup tumbuhan tersebut. Mekanisme utama yang menyebabkan suatu biji dormansi atau terjadinya dormansi yang berkepanjangan, penyebab terhambatnya perkecambahan adalah :

1.Faktor lingkungan
  • Kebutuhan akan cahaya untuk perkecambahan.
  • Suhu.
  • Kurangnya air.
2.Faktor internal
  • Kulit biji – mencegah masuknya gas.
  • Kulit biji – efek mekanik.
  • Embrio yang masih muda ( immature).
  • Rendahnya kadar etilen.
  • Adanya zat penghambat (inhibitor).
  • Tidak adanya zat perangsang tumbuh.
3.Faktor waktu
  • Setelah pematangan – waktu yang diperlukan oleh biji untuk mulai berkecambah setelah pematangan buah.
  • Hilangnya inhibitor – waktu yang diperlukan sampai inhibitor hilang.
  • Sintesis zat perangsang.
Ada beberapa mekanisme untuk melepaskan dormansi dari biji atau tumbuhan salah satu diantaranya adalah pendinginan. Hal ini kemungkinan sangat aneh sebab dormansi terjadi pada masa dingin. Selain pendinginan memberikan kejutan suhu berupa lingkungan yang panas juga mampu memecah dormansi. Atau dengan memberikan tindakan fisik yang berfungsi menghilangkan factor penyebab dormansi internal seperti factor kulit biji. Hal ini dapat dilakukan dengan merusak kulit biji ataupun melunakkan kulit biji sehingga daya imbibisi air bisa dilakukan dan kemudian akan memacu sintesis hormon pertumbuhan dan kemudian dapat mengakhiri masa dormansi.

PENGARUH BERBAGAI MACAM PERLAKUAN TERHADAP PEMECAHAN DORMANSI BIJI BERKULIT KERAS

Krian, 20 Juni 2009
Ada kalanya lingkungan tidak berpihak pada tumbuhan. Misalnya pada daerah iklim sedang, ada musim dingin yang tidak memungkinkan tumbuhan untuk tumbuh. Di daerah tropik sekalipun ada saat dimana tumbuhan tidak dapat tumbuh secara optimal, misalnya kondisi lingkungan yang kering berkepanjangan. Untuk itu tumbuhan melakukan dorman. Dormansi dapat didefinisikan sebagai suatu pertumbuhan dan metabolisme yang terpendam, dapat disebabkan oleh kondisi lingkungan yang tidak baik atau oleh faktor dari dalam tumbuhan itu sendiri. Penyebab terjadinya dormansi bermacam-macam yaitu secara spontan, faktor lingkungan mupun hormon pertumbuhan. Dari segi faktor lingkungan yaitu fotoperiodisme merupakan salah satu faktor penting yang merangsang dorman. Hari pendek (short day) merangsang banyak tumbuhan kayu untuk dorman. Dalam respon perbungaan, daun harus diinduksi untuk menghasilkan penghambat (inhibitor) yang diangkut ke tunas-tunas dan menghambat pertumbuhan. Penghambatan ini dapat dihilangkan dengan induksi hari panjang (long day) atau dengan memberikan asam giberelat. Dari segi hormon, ABA tau yang dikenal sebagai asam absitat merupakan zat yang dapat menghambat perkecambahan; menghambat sintesis enzim pada biji yang diinduksi oleh giberelin; menghambat perbungaan; pengguguran tunas dan buah; penuaan daun dan memelihara dormansi.

Dormansi terjadi dalam berbagai bentuk. Dormansi kuncup yaitu suatu meristem kuncup yang tetap berpotensi tumbuh, tetapi tidak melakukan pertumbuhan atau pertumbuhan lambat. Dormansi kuncup didahului oleh perubahan pola pertumbuhan daun. Daun yang seharusnya tumbuh membesar akan mereduksi menjadi semacam sisik. Sisik-sisik yang terbentuk akan membungkus kuncup ujung selama periode dorman dan akan dilepaskan bila kuncup memulai pertumbuhannya kembali. Selain pada kuncup, dormansi juga dijumpai pada berbagai organ, misalnya umbi, rhizoma dan biji.

Mekanisme utama yang dapat menyebabkan suatu biji dormansi atau terjadinya dormansi yang berkepanjangan dan penyebab terhambatnya perkecambahan adalah :

Faktor lingkungan

  1. Kebutuhan akan cahaya untuk perkecambahan.

  2. Suhu.

  3. Kurangnya air.

Faktor internal

  1. Kulit biji – mencegah masuknya gas.

  2. Kulit biji – efek mekanik.

  3. Embrio yang masih muda ( immature).

  4. Rendahnya kadar etilen.

  5. Adanya zat penghambat (inhibitor).

  6. Tidak adanya zat perangsang tumbuh.

Faktor waktu

  1. Setelah pematangan – waktu yang diperlukan oleh biji untuk mulai berkecambah setelah pematangan buah.

  2. Hilangnya inhibitor – waktu yang diperlukan sampai inhibitor hilang.

  3. Sintesis zat perangsang.

Rabu, 04 November 2009

KCB - lyrics by MG

Bertuturlah cinta
Mengucap satu nama
Seindah goresan sabdamu dalam kitabku
Cinta yang bertasbih
Mengutus Hati ini
Kusandarkan hidup dan matiku padamu

Bisikkan doaku
Dalam butiran tasbih
Kupanjatkan pintaku padamu Maha Cinta
Sudah di ubun-ubun cinta mengusik resah
Tak bisa kupaksa walau hatiku menjerit

Ketika Cinta bertasbih Nadiku berdenyut merdu
Kembang kempis dadaku merangkai butir cinta
Garis tangan tergambar tak bisa aku menentang
Sujud sukur padamu atas segala cinta

Selasa, 03 November 2009

PRINCES HOURS SOUNDTRACK....

PERHAPS LOVE

uhn jeh yuht duhn guhn jee gee uhk nah jeen ah nah
jah kkoon nae muh ree gah nuh roh uh jee ruhp duhn shee jahk
hahn doo buhn ssheek dduh oh reu duhn saeng gahk
jah kkoo neul uh gah suh joh geum dang hwang seu ruh oon ee mah eum

byuhl eel ee ah neel soo eet dah goh
sah soh hahn mah eum ee rah goh
nae gah neh geh jah koo (neh geh jah koo)
mahl eul hah neun geh uh saek hahn guhl

sarang een gah yo geu dae nah wah gaht dah myuhn shee jahk een gah yo
mahm ee jah koo geu dael sarang hahn dae yo
ohn seh sang ee deud doh rohk soh ree chee neh yo
wae ee jeh yah deul lee jyoh~ OOH~
suh rohl mahn nah gee wee hae ee jeh yah sarang chah jaht dah goh

jee geum nae mah eum eul suhl myung hah ryuh hae doh
nee gah nae gah dweh uh mahm eul neu kkee neun bang buhp ppoong een deh

ee mee nahn nee ahn eh eet neun guhl
nae ahn eh nee gah eet deu shee
oo reen suh roh eh geh (suh roh eh geh)
ee mee geel deul yuh jeen jee mohl lah

sarang een gah yo geu dae nah wah gaht dah myuhn shee jahk een gah yo
mahm ee jah koo geu dael sarang hahn dae yo
ohn seh sang ee deud doh rohk soh ree chee neh yo
wae ee jeh yah deul lee jyoh~ OOH~
suh rohl mahn nah gee wee hae ee jeh yah sarang chah jaht dah goh

saeng gahk hae boh myuhn (saeng gahk hae boh myuhn) mah neun soon gahn sohk eh(sohk eh)
uhl mah nah mah neun (YEAH~) suhl leh eem ee ssuht neun jee
joh geum neu jeun geu mahn keum nahn duh jahl hae jool kkeh yo..

hahm kkeh hahl kkeh yo choo uhk ee dwehl gee uhk mahn suhl mool hahl kkeh yo
dah sheen nae gyuh teh suh dduh nah jee mah yo
jjahl beun soon gahn joh chah doh bool ahn hahn guhl yo
nae geh muh mool luh jwuh yo~ OOH~
geu dael ee ruh geh mah nee (geu toh rohk mah nee)
sarang hah goh ee ssuh yo (geu dae yuh yah mahn) ee mee

MASIH MENCINTAIMU - GRUVI

salahku putuskan cintamu
ku sesali itu
pergi meninggalkan dirimu
kini ku merindukanmu

reff:
sayangku maafkanlah diriku
ku tahu ku salah menyakitimu
sayang terimalah aku lagi
ku masih mencintaimu

aku memang tak sempurna
ku sadari itu
ampuni semua kebodohanku
ku tak bisa hidup tanpamu

repeat reff [2x]

KUNCI - KUNCI LAGUNYA.....

TIC Band - Terbaik Untukmu

E
Duhai engkau sang dewi ciptaan raja

Dari langit kau turun ke dunia
A
Untuk jadi milikku
E
Jadi pendampingku selamanya

E
Dengarkanlah setiap kata yang terucap

Mengertilah karena hidup takkan
A
Semudah kau kira
E
Kau harus berlari mengejarnya

(*) C#m F#m
Ku takkan berhenti
A E
Beri cinta dan rinduku
C#m F#m A
Sampai kau mengerti dan pahami

Sudah yang kuberikan

Reff: E G#m
Jangan kau pergi dariku
A
Bila waktuku sedikit untukmu
E G#m
Setiap hembusan nafasku
A
Kulakukan yang terbaik untukmu

Int: E

E
Duhai engkau sang dewi ciptaan raja

Mengertilah karena hidup takkan
A
Semudah kau kira
E
Kau harus berlari mengejarnya

Kembali ke: (*), Reff

C#m B Am7-5 A
Bila kau pergi, tetaplah kau ada disini

Dan menanti

Int: E G#m A

THE REASON - HOOBASTANK

I'm not a perfect person
There's many things I wish I didn't do
But I continue learning
I never meant to do those things to you
And so I have to say before I go
That I just want you to know

I've found a reason for me
To change who I used to be
A reason to start over new
And the reason is you

I'm sorry that I hurt you
It's something I must live with everyday
And all the pain I put you through
I wish that I could take it all away
And be the one who catches all your tears
That's why I need you to hear

I've found a reason for me
To change who I used to be
A reason to start over new
And the reason is you

And the reason is you
And the reason is you
And the reason is you

I'm not a perfect person
I never meant to do those things to you
And so I have to say before I go
That I just want you to know

I've found a reason for me
To change who I used to be
A reason to start over new
And the reason is you

I've found a reason to show
A side of me you didn't know
A reason for all that I do
And the reason is you

Aku manusia

Aku hanya manusia......
melihat sbg manusia.....
mendengar sbg manusia.....
berjalan sbg manusia.....
menangis sbg manusia.....
menyayangi sbg manusia.....
dan.....
jth cinta sbg manusia.....
karena aq hanya manusia......
01-11-09, by zakaria alfarizy
dedicate to my reason in my live......

MAROON FIVE - THIS LOVE

I was so high I did not recognize

The fire burning in her eyes

The chaos that controlled my mind

Whispered goodbye and she got on a plane

Never to return again

But always in my heart

This love has taken its toll on me

She said Goodbye too many times before

And her heart is breaking in front of me

I have no choice cause I won't say goodbye anymore

I tried my best to feed her appetite

Keep her coming every night

So hard to keep her satisfied

Kept playing love like it was just a game

Pretending to feel the same

Then turn around and leave again

This love has taken its toll on me

She said Goodbye too many times before

And her heart is breaking in front of me

I have no choice cause I won't say goodbye anymore

I'll fix these broken things

Repair your broken wings

And make sure everything's alright

My pressure on your hips

Sinking my fingertips

Into every inch of you

Cause I know that's what you want me to do

Rabu, 19 Agustus 2009

My profile 3 - Islam rahmatan lil alamin

Krian-Sidoarjo,Agustus 2009

Pemahaman konsep Islam rahmatan lil alamin mungkin sudah kita ketahui semenjak bersekolah di Taman Kanak-kanak, SD, Pondok pesantren bahkan di perguruan tinggi. Islam sebagai agama merupakan suatu sistem yang memperkokoh keyakinan seseorang (tapi bukan sekedar kepercayaan), karena menurut saya, tidak ada kebenaran yang muncul dari sebuah kepercayaan.

Percaya dan Yakin itu merupakan suatu hal yang berbeda, bagi penulis, percaya itu belum tentu yakin tetapi yakin itu pasti percaya.

Kembali ke konsep Islam rahmatan lil alamin, yang menurut penulis adalah islam sebagai agama yang mewajibkan dan mengharuskan pengikutnya agar memiliki rasa cinta dan kasih kepada seluruh alam. yakni manusia yang lainnya, hewan, tumbuhan dan lain2.

Dalam hal ini kita harus mengapresiasikan diri kita untuk kasih sayang, baik sesama muslim maupun non muslim. Kita juga dapat melihat adanya nilai-nilai eksternal dan universal ajaran agama. Sebab, dengan wataknya yang adaptif, Islam akan selalu akomodatif dan kompatibel dengan perubahan sosial yang akan terus bergulir dari waktu ke waktu. Sebagai refleksi dari perubahan sosial, maka diseetiap waktu akan selalu muncul persoalan-persoalan kemanusiaan dan peristiwa-peristiwa hukum baru. Ini akan dapat diantisipasi bilamana nilai-nilai multidimensional ajaran Islam dapat dipahami secara jernih dan juga diimplementasikan secara konsekuen dan proporsional. Oleh karena itu Islam meposisikan rasio pada martabat yang amat terhormat guna mengaktualisasikan nilai-nilai ajaran Islam ke dalam wujud kehidupan riil masyarakat sehari-hari.

Islam sebagai agama yang rahmatan lil alamin juga dapat ditelusi dari ajaran-ajaran yang berkaitan dengan kemanusian dan keadilan. Dari sisi konsep pengajaran tentang keadilan, Islam adalah satu jalan hidup yang sempurna, meliputi semua dimensi kehidupan. Islam memberikan bimbingan untuk setiap langkah kehidupan perorangan maupun masyarakat, material dan moral, ekonomi dan politik, hukum dan kebudayaan, nasional dan internasional.

Konsep keadilan yang pada prinsipnya berarti pemberdayaan kaum miskin atau lemah untuk memperbaiki nasib mereka sendiri dalam sejarah manusia yag terus mengalami perubahan sosial. Secara umum, Islam memperhatikan susunan masyarakat yang adil dengan membela nasib mereka yang lemah.

Sementara itu, universalisme (sifat rahmatan lil alamin) Islam yang tercermin dalam ajaran-ajaran yang memiliki kepedulian kepada unsur-unsur utama kemanusiaan itu diimbangi pula oleh kearifan yang muncul dari keterbukaan peradaban Islam sendiri.

Dari sisi kemanusiaan, Islam memberikan konsep pengajaran, bahwasanya Islam adalah agama dari Allah yang berisikan tuntunan hidup yang diwahyukan untuk seluruh umat manusia. Untuk tegaknya kehidupan manusia di atas planet bumi ini diperlukan; pertama, terpenuhinya kebutuhan pokok berikut sumber-sumbernya untuk menjamin kelangsungan hidup, dan kecukupan material yang dibutuhkan oleh perseorangan dan masyarakat. Kedua, mengetahui dasar-dasar pengetahuan tentang tata cara hidup perseorangan dan masyarakat, agar terjamin berlakunya keadilan dan ketentraman dalam masyarakat.

Keadilan akan menciptakan kesejahteraan. Indonesia akan sejahtera jika kita berani menasionalisasi semua aset2 negara, seperti Pertambangan, perminyakan... bagi rakyatku dan saudaraku dari papua...teruslah berjuang agar freeport kita usir dari bumi nusantara...hidup nasionalisme.

oleh karena itu, sistem politik dan ekonomi Indonesia harus kita ubah, semacam sistem yang pro nasionalisme, kerakyatan, demokrasi, contohnya sisten Daulah Islamiyah. karena sistem itu berpihak pada penguasaan aset jadi milik negara, dan juga Demokrasi islamiyah nasionalis (istilah dan paham favorit penulis) yang menjadikan rakyat yang memegang kedaulatan penuh dari negara. "Dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat".

karena bangsa yang kuat adalah rakyatnya yang berdaulat....Insy'allah.

Sabtu, 08 Agustus 2009

Fotosintesis

="Generator" content="Microsoft Word 11"> Normal 0 false false false MicrosoftInternetExplorer4

FOTOSINTESIS – LAJU FOTOSINTESIS

Di susun oleh : Zakaria Pratama

Semua makhluk hidup memerlukan energi. Dimana sumber energi tersebut berasal dari matahari. Energi matahari berasal dari suatu reaksi inti yang melibatkan konversi atom-atom hidrogen menjadi atom-atom helium. Reaksi ini berlangsung pada suhu dan tekanan tinggi yang menghasilkan suatu spektrum energi radiasi yang lebar. Energi matahari tersebut digunakan oleh tumbuhan untuk melangsungkan proses fotosintesis. Fotosintesis adalah suatu proses pembentukan bahan organik dari bahan anorganik dengan bantun cahaya matahari dan klorofil. Fotosintesis menyediakan baik karbon maupun energi bagi organisme hidup dan menghasilkan oksigen dalam atmosfer. Dimana reaksinya adalah sebagai berikut :

12H2O + 6CO2 + cahaya + klorofil → C6H12O6 (glukosa) + 6O2 + 6H2O

Meskipun demikian proses fotosintesis tidak sesederhana reaksi tersebut diatas, karena dalam proses tersebut terdiri dari dua reaksi utama yaitu reaksi yang tergantung cahaya dan reaksi yang tidak tergantung cahaya. Fotosintesis pada tanaman hijau melibatkan dua jenis reaksi cahaya. Fotosistem I menghasilkan daya reduksi dalam bentuk NADH. Fotosistem II memindahkan elektron dari air kesuatu quinon dan bersamaan dengan itu melepaskan O2.Reaksi terang adalah proses untuk menghasilkan ATP dan reduksi NADPH2. Reaksi ini memerlukan molekul air. Proses diawali dengan penangkapan foton oleh pigmen sebagai antena.Pigmen klorofil menyerap lebih banyak cahaya terlihat pada warna biru (400-450 nanometer) dan merah (650-700 nanometer) dibandingkan hijau (500-600 nanometer). Cahaya hijau ini akan dipantulkan dan ditangkap oleh mata kita sehingga menimbulkan sensasi bahwa daun berwarna hijau. Fotosintesis akan menghasilkan lebih banyak energi pada gelombang cahaya dengan panjang tertentu. Hal ini karena panjang gelombang yang pendek menyimpan lebih banyak energi.

Di dalam daun, cahaya akan diserap oleh molekul klorofil untuk dikumpulkan pada pusat-pusat reaksi. Tumbuhan memiliki dua jenis pigmen yang berfungsi aktif sebagai pusat reaksi atau fotosistem yaitu fotosistem II dan fotosistem I. Fotosistem II terdiri dari molekul klorofil yang menyerap cahaya dengan panjang gelombang 680 nanometer, sedangkan fotosistem I 700 nanometer. Kedua fotosistem ini akan bekerja secara simultan dalam fotosintesis, seperti dua baterai dalam senter yang bekerja saling memperkuat.Fotosintesis dimulai ketika cahaya mengionisasi molekul klorofil pada fotosistem II, membuatnya melepaskan elektron yang akan ditransfer sepanjang rantai transpor elektron. Energi dari elektron ini digunakan untuk fotofosforilasi yang menghasilkan ATP, satuan pertukaran energi dalam sel. Reaksi ini menyebabkan fotosistem II mengalami defisit atau kekurangan elektron yang harus segera diganti. Pada tumbuhan dan alga, kekurangan elektron ini dipenuhi oleh elektron dari hasil ionisasi air yang terjadi bersamaan dengan ionisasi klorofil. Hasil ionisasi air ini adalah elektron dan oksigen.

Oksigen dari proses fotosintesis hanya dihasilkan dari air, bukan dari karbon dioksida. Pendapat ini pertama kali diungkapkan oleh C.B. van Neil yang mempelajari bakteri fotosintetik pada tahun 1930-an. Bakteri fotosintetik, selain sianobakteri, menggunakan tidak menghasilkan oksigen karena menggunakan ionisasi sulfida atau hidrogen.Pada saat yang sama dengan ionisasi fotosistem II, cahaya juga mengionisasi fotosistem I, melepaskan elektron yang ditransfer sepanjang rantai transpor elektron yang akhirnya mereduksi NADP menjadi NADPH. Jadi fungsi penting cahaya dalam fotosintesis adalah mengangkut electron dari H2O untuk mereduksi NADP menjadi NADPH dan menyediakan energi untuk membentuk ATP dari ADP dan P.

Sedangkan reaksi gelap menggunakan molekul kaya energi ini untuk mereduksi CO2. ATP dan NADPH yang dihasilkan dalam proses fotosintesis memicu berbagai proses biokimia. Pada tumbuhan proses biokimia yang terpicu adalah siklus Calvin yang mengikat karbon dioksida untuk membentuk ribulosa (dan kemudian menjadi gula seperti glukosa). Reaksi ini disebut reaksi gelap karena tidak bergantung pada ada tidaknya cahaya sehingga dapat terjadi meskipun dalam keadaan gelap (tanpa cahaya).

Proses fotosintesis juga membutuhkan pigmen yaitu senyawa kimia yang penting dalam mengubah energi cahaya menjadi energi kimia pada tumbuhan tingkat tinggi. Melalui pigmen inilah cahaya mulai proses fotosintesis. Tumbuhan tingkat tinggi mengandung pigmen-pigmen fotosintesis yaitu klorofil a, klorofil b, dan karotenoid. Karotenoid yang paling banyak terdapat dalam tumbuhan adalah β-karoten dan lutein. Pigmen-pigmen ini terdapat didalam kloroplas yaitu pada membran internal yang disebut tilakoid. Didalam kloroplas juga terdapat stroma yaitu mengandung enzim-enzim yang larut yang menggunakan NADPH dan ATP untuk mengubah CO2 menjadi gula.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi laju fotosintesis adalah sebagai berikut :

A. faktor luar

1. Cahaya
intensitas, kualitas, lama penyinaran. Pada dasarnya sampai intensitas tertentu, kenaikan intensitas akan menaikkan kecepatan fotosintesis

2. Konsentrasi karbon dioksida

Semakin banyak karbon dioksida di udara, makin banyak jumlah bahan yang dapt digunakan tumbuhan untuk melangsungkan fotosintesis.

3. Suhu
Enzim-enzim yang bekerja dalam proses fotosintesis hanya dapat bekerja pada suhu optimalnya. Umumnya laju fotosintensis meningkat seiring dengan meningkatnya suhu hingga batas toleransi enzim. Suhu optimum sekitar 35º C

4. Kadar air

Kekurangan air atau kekeringan menyebabkan stomata menutup, menghambat penyerapan karbon dioksida sehingga mengurangi laju fotosintesis.

5. Kadar fotosintat (hasil fotosintesis)

Jika kadar fotosintat seperti karbohidrat berkurang, laju fotosintesis akan naik. Bila kadar fotosintat bertambah atau bahkan sampai jenuh, laju fotosintesis akan berkurang.

6. Tahap pertumbuhan

Penelitian menunjukkan bahwa laju fotosintesis jauh lebih tinggi pada tumbuhan yang sedang berkecambah daripada tumbuhan dewasa. Hal ini mungkin dikarenakan tumbuhan berkecambah memerlukan lebih banyak energi dan makanan untuk tumbuh.

B. Faktor dalam

Kandungan klorofil, morfologi dan anatomi daun serta akumulasi hasil fotosintesis. Jumlah klorofil akan menentukan kecepatan fotosintesis, struktur anatomi dan morfologi daun mempengaruhi fotosintesis terkait dengan kecepatan difusi CO2 dan lewatnya cahaya pada mesofilnya. Kandungan glukosa yang tinggi akan menghambat reaksi fotosintesis.

my profile 2

Created by Ajun_alfarizy.blogspot.com
Plosoklaten, Kab. Kediri , 31 Juli 2009

Sebelumnya, saya mohon maaf kepada para pembaca yang merasa ada kemiripan dalam hal nama, tempat, atau yang lainnya, karena saya hanya manusia biasa yang ingin berbagi dengan anda.
Saya memiliki sebuah nama pena yaitu Alfarizy (atau Alfarisy, saya kira Cuma beda z dan s saja). Saya mulai akrab dengan nama itu pada saat saya SMA. Yach, sekedar menyamar saja. Waktu itu sering saya gabung dengan nama panggilan saya di keluarga saya yakni ajun (berasal dari kata Ajung atau Arjuna). Atau dengan nama asli saya (Zakaria) jadi Zakaria Alfarizy atau Zaki Alfarizy (seperti pada nama facebook saya).
Nama asli saya adalah Zakaria Pratama (versi Akte kelahiran, KTP, KTM, dan ijazah baik TK, SD, SLTP,SMA dan insya’Allah Ijazah S-1 Biologi saya), tapi dulu waktu sakit-sakitan nama saya diganti Muhammad Zakaria Pratama bin Mudjiono (keren kan?).


foto Zakaria Pratama (Zaki Alfarizy)

Nah, sekarang kita lanjutkan ke sayanya sendiri. Saya lahir di Sidoarjo (tepatnya di kecamatan Krian) pada tanggal 29 juni 1988 pada pukul 05.45 WIB. Tepat banget kan, karena waktu subuh Ayah saya berdo’a sambil sholat kepadaNya. Dan....Waktu saya lahir , beliau langsung membacakan asma Allah SWT ketelinga saya lewat adzan.
Karena anak pertama, ibu memberi nama belakang saya dengan nama indah yaitu Pratama, suatu nama yang saya cita-citakan sebagai nama perusahaan saya kelak, insya’Allah PT Pratama Group. Mohon do’anya ya!!!! Untuk mengurangi angka pengangguran dan kemiskinan, dari pada saya jadi orang munafik yang bersembunyi diantara dalil-dalil, nggak bisa bantu Negara ngurangi angka pengangguran kan?
Bercanda loh....hehehe....!
Saya dulu sekolah di TK Dharmawanita Terungkulon, Krian, SDA. Sdnya saya di SDN Terungkulon 1, desa Terungkulon, Krian. Lalu, SLTPnya saya di SLTP N 2 Wonoayu, Kec. Wonoayu. Dan begitu juga SMAnya, saya bersekolah di SMA N 1 Wonoayu.
Sekarang, saya berkuliah di Universitas Negeri Surabaya, Fakultas MIPA, Jurusan Biologi, Prodi S-1 Biologi angkatan 2006. Yach, sekarang belum lulus S-1 sih, Insya’Allah lulus tahun 2010 entar. Karena, sekarang saya PKL, saya pingin bagi-bagi cerita.
Saya PKL di Laboratorium Pengendalian Hama Tanaman Tebu, PG Pesantren Baru, PT Perkebunan Nusantara X, Kec. Plosoklaten, Kediri. Saya mengambil spesifikasi ke pengendalian hama penggerek pucuk dan batang tebu dengan menggunakan Trichogramma spp. dan Lalat jatiroto (Diatraeophaga striatalis Tns) dengan Iwan M. Dibawah ini adalah foto saya, pak Rejes (Prancis) dan Iwan M. waktu di lahan perkebunan tebu HGU, wilayah Jengkol :


zaki, pak Rejes, dan Iwan M

Waktu itu, ada kunjungan penelitian dari P3GI (Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia) ke Puslit Gula Jengkol dan Lab. PHT PG Pesantren baru. Ini foto-foto saya sama Iwan, Bu Mulia, Pak Rejes (Bule) dan dua orang dari P3GI :

Me, Iwan, Bu Mulia, Bu Etik, Pak Rejes, Bu Ari

Sebelumnya, saya spesifikasinya di Mikrobiologi (Bakteriologi, virus SINPV dan Mikologi khusus budidaya jamur kayu edible sama biopestisida jamur). Yach, cari pengalaman baru sih. Ternyata asyik juga.
Kedepan saya akan berjuang untuk menguasai teknik dan ilmu Kultur jaringan tanaman, AMDAL atau pengelolahan / instalasi limbah pabrik gula. Siapa tahu saya kerja disana (pabrik gula, PT PN X) atau mungkin jadi Sindernya PG atau mungkin juga bikin pabrik gula sendiri.hehehe.
Yach udah.....! Kunjungi blog saya yang lain/facebook/email saya :
1. Facebook : Zaki Alfarizy
2. email : pratamazakaria@yahoo.com ; ajunsakti@yahoo.com ; ajunbule@yahoo.com ; dan
3. Blog saya yg lain : http://pratamafistum.blogspot.com


to be continue ke My Profile III (saya dan Islam dalam pandangan saya)….

Wassalamu’alaikum Wr . Wb.




Penulis

my profile 1

Riwayat hidup (1988 - 2009 / SEKARANG):
Nama lengkap : Zakaria Pratama (versi KTP)
Muhammad Zakaria Pratama (nama asli)
Tempat/Tanggal lahir : Sidoarjo / 29 Juni 1988
Panggilan : Zaka , Zaki, Jaka, Jacky, bang Jek
ID FB : Alfarizy, Zaki.
agama / aliran : Islam (yang only one), moshlem liberalism / nggak pakek
gitu2an netral2 aja biar banyak saudara dan mempererat
ukuwah islamiyah
suku / klan : Jawa / bani abdul hamid dan bani Jumari
alamat : Dusun Kanigoro RT.10/RW.III, Desa Keboharan, Kec. Krian,
Kab. Sidoarjo, Jawa timur, Indonesia
Nama ortu : Mr. Mudjiono (ayah) dan Ny. Kusmi'anah (ibu)
Jumlah / Nama saudara : 2 orang / Fajar M. Putra dan Shinta Dewi
my activity : Kuliah (di Biologi angk.2006 Universitas Negeri Surabaya),
Research,
Budidaya Jamur, ikan, Domba, Sapi pedaging dan
perah(insya'allah)
Bisnis Perkulitan (bersama ayah)
Hobby : Jaulah (walking-walking), membaca apa ajah asal halal,
nonton film, memasak.
Cita-cita : Entreprenuer, Ahli Mikrobiologi/Kuljar/PHT/Ilmu serangga,
Presiden RI ke-.....
film favorit : AAC, Ketika cinta bertasbih, my girl and I, Love phobia,
transformer, dll.
keahlian : Budidaya jamur edible (mikologi),mikrobiologi,pengendalian
hama tanaman tebu (penggerek pucuk dan penggerek batang)
secara hayati, Trichogramma spp., kultur jariangan,
insya'allah jadi konsultan AMDAL dan ahli pengelolahan
limbah industri, dan lain-lain.

sekian, trimakasih
wassalamu'alaikum wr.wb


Zaki Alfarizy

Sabtu, 04 Juli 2009

PANDUAN PRAKTIKUM MIKOLOGI

Fungi Study Center/FSC/Biologi/FMIPA/UNESA/09
Zakaria Pratama
PENDAHULUAN
Sejak dahulu kala orang mengenal jamur, karena di dalam kehidupan sehari-hari, jamur memiliki hubungan dengan manusia. Makanan yang kita simpan dapat ditumbuhi oleh jamur, begitu pula pakaian, perabotan rumah tangga, tanaman kesayangan kita bahkan tubuh kita juga dapat ditumbuhi oleh jamur. Selain itu, jamur memiliki kegunaan tersendiri dalam hal sebagai bahan makanan, sebagai obat-obatan, penghasil antibiotik dan lain-lain.
Secara umum, kita mengetahui jamur sebagai organisme yang berinti sel (eukariot); tidak berklorofil; dapat berupa sel tunggal (uniseluler) bahkan menyerupai benang yang bercabang-cabang; dengan dinding sel yang tersusun atas selulosa atau dari kitin, bahkan keduanya; serta dapat berkembang biak secara seksual dan atau aseksual.
Para ilmuan mengelompokkan jamur sebagai suatu kerajaan / Kingdom yang disebut Fungi. Walaupun banyak sistem klasifikasi dalam Kingdom Fungi yang ada saat ini, yang masing-masing memiliki perbedaan dan persamaan. Misalnya menurut Alexopoulus dan Mims (1979), dalam buku yang berjudul “Introductory Mycology, third edition” dan lain-lain. Akan tetapi, secara ilmiah dapat kita pelajari dalam satu cabang ilmu biologi yang disebut Mycology (yang berasal dari bahasa yunani yaitu mykes = jamur, dan logos = ilmu, uraian).
Dalam hal ini, kita gunakan istilah jamur untuk mencakup semua bentuk kecil maupun besar, yang dengan kata lain istilah jamur digunakan sebagai nama taksonomi seperti halnya dengan bakteri, ganggang, lumut-lumutan, paku-pakuan, dan sebagainya. Tetapi, sebenarnya hal itu sangat berbeda.

Secara morfologi, fungi terbagi atas fungi uniseluler dan multiseluler. Secara istilah bahasa, kita dapat membedakannya sebagai berikut :

  • Khamir.

  • Kapang.

  • Cendawan.

  • Bentukan hasil dari simbiosis seperti : mikorhiza dan liken.

  • Dan lain-lain.

Oleh karena itu, dalam praktikum yang akan kita laksanakan pada mata kuliah ini adalah pembudidayaan jamur edibel (Edible Mushroom Cultivation), mulai pembibitan sampai ke pemeliharaan dan pemanenan.


KAJIAN PUSTAKA

Fungi Study Center/FSC/Biologi/FMIPA/UNESA/09

Jamur dalam bahasa sunda dikenal dengan sebutan supa atau dalam bahasa inggris disebut mushroom yang termasuk golongan fungi atau cendawan. Masyarakat awam menganggap jamur adalah tubuh buah (fruit body) yang dapat dimakan. Padahal tidak demikian.

Yang dinamakan jamur secara keseluruan adalah di dalam siklus hidupnya mulai spora – hifa – miselium – tubuh buah (basidium). Jamur tersebut merupakan cendawan dari Classis Basidiomycetes. Istilah edible digunakan untuk jenis cendawan yang dapat dimakan atau dikonsumsi manusia.


Jamur Kayu Edible.

Jamur ini bersifat saprofit dan secara alami dapat tumbuh pada batang-batang kayu yang telah lapuk. Akan tetapi, sekarang telah bisa dibudidayakan pada berbagai media yang berselulosa seperti batang kayu gelondongan, serbuk gergajian kayu, ampas tebu, tongkol jagung dan lain-lain.

Jamur-jamur tersebut yang biasanya dibudidayakan antara lain dari Ordo Agaricales (menyerupai payung) seperti Jamur tiram putih(Pleurotus ostreatus), dan lain-lain; serta dari Ordo Auriculariales seperti Jamur kuping hitam (Auricularia polytricha atau black jelly), Jamur kuping merah (Auricularia yudae atau red jelly) serta Tremella fuciformis.


Syarat Tumbuh.

a. Media Tanam

Di alam, jamur tumbuh menempel pada kayu-kayu yang telah lapuk. Oleh karena itu, dahulu jamur ini dibudidayakan dengan cara ditanam pada potongan kayu gelondongan berdiameter + 10-20 cm. Saat ini, kayu gelondongan sulit dicari, dan harganya tinggi, maka dicari media tanam lain, dari bahan limbah organik, seperti serbuk gergaji, ampas tebu, kertas bekas atau kertas koran, dan kapas bekas pabrik pemintalan dan lain-lain.

Jamur termasuk organisme heterotrof yang memperoleh semua nutrisinya dari substrat. Berdasarkan hal itu , kebutuhan nutrisi pada jamur harus tersedia pada media tanam jamur. Nutrisi yang paling dibutuhkan pada pertumbuhan miselium dan pertumbuhan tubuh buah ialah terdiri dari selulosa, lignin, hemiselulosa dan protein.


  • Serbuk Gergaji

Hampir semua kayu dapat digunakan untuk media tanam jamur kecuali kayu yang banyak mengandung getah yang memiliki sifat menghambat pertumbuhan jamur (Surawiria, 2000). Getah pada kayu mengandung racun yang menghambat pertumbuhan jamur, seperti asam resin, terpenoid, steroid, flafonoid, dan senyawa fenol.

Serbuk gergaji harus mengalami proses pengomposan terlebih dahulu sebelum digunakan sebagai media jamur. Proses pengomposan sederhana memerlukan waktu kurang lebih dua hari dengan cara menumpuk media serbuk gergaji sampai suhunya mencapai 50º C .

  • Selulosa
Selulosa merupakan salah satu komponen penyusun dinding sel tumbuhan. Selulosa ialah polimer yang tersusun atas unit-unit glukosa melalui ikatan α-1,4-glikosida. Enzim yang dapat mengurai selulosa ialah selulose. Jamur mempunyai enzim selulose yang dapat memecah komponen tidak larut menjadi komponen larut. Komponen larut tersebut kemudian diabsorsi jamur sebagai nutrisinya (Dwijoseputro,1978).


  • Lignin
Lignin merupakan zat yang sangat keras, lengket, kaku, dan mudah mengalami oksidasi. Pada kayu berfungsi untuk meningkatkan kekerasan atau kekuatan kayu (Batubara, 2002). Lignin merupakan penguat dinding sel tanaman yang struktur molekulnya berbeda dibandingkan dengan polisakarida. Jamur mengeluarkan enzim ligninase untuk mendegradasi lignin (Fengel dan Wegener, 1995).

HemiselulosaHemiselulosa terdiri atas heksosan dan pentosan, hemiselulosa juga berguna sebagai cadangan makanan (Dwijoseputro,1978). Enzim yang bekerja dalam penguraian hemiselulosa disebut hemiselulase.


  • Bekatul
Bekatul ialah hasil samping penggilingan padi yang berasal dari lapisan luar beras pecah kulit. Bekatul yang digunakan untuk media tanam jamur harus bermutu baik, yaitu masih baru, tidak berbau tengik dan tidak mengandung sekam. Bekatul yang terlalu lama disimpan akan menggumpal dan rusak, sehingga tidak dapat digunakan sebagai media jamur.

  • Kapur (CaCO3)

Kapur ditambahkan agar temperatur media tanam tinggi sehingga sel-sel miselium lebih aktif membelah. Selain itu kapur digunakan untuk menetralkan asam oksalat yang dihasilkan miselium (Suriawiria, 2000).


  • Tongkol jagung

Janggel atau tongkol jagung mempunyai kandungan selulosa 40%; hemiselulosa 36%, lignin 16% dan lainnya 6%. Dari kandungannya, tongkol jagung dapat digunakan sebagai media alternatif untuk budidaya jamur. Hal ini ditambah dengan keberadaan tongkol jagung sebagai limbah pertanian sehingga harganya lebih murah dibandingkan dengan serbuk gergaji.


Kecepatan pertumbuhan miselium dan jumlah produksi tubuh buah.

Fungi Study Center/FSC/Biologi/FMIPA/UNESA/09

Kecepatan pertumbuhan miselium dan jumlah produksi tubuh buah jamur dipengaruhi oleh beberapa faktor fisik. Faktor-faktor tersebut, antara lain sumber nutrisi, kadar air, temperatur, kelembaban, cahaya dan keasaman.

    1. Sumber Nutrisi

Agar pertumbuhan dan perkembanga jamur kuping dapat berjalan dengan baik, maka sumber nutrisi berupa unsur organik harus terpenuhi. Unsur-unsur itu di antaranya ialah nitrogen, fosfor, belerang, kalium, karbon dan unsur-unsur lain.



    1. Kadar Air

Kadar air dalam suatu media sangat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan jamur. Apabila kadar air terlalu rendah menyebabkan media kering dan pertumbuhan jamur terganggu. Sebaliknya kadar air yang terlalu tinggi menyebabkan miselium jamur membusuk. Kadar air yang sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangan jamur ialah sekitar 62%.



    1. Temperatur

Temperatur yang sesuai untuk pertumbuhan miselium jamur ialah berkisar 12-36˚C dengan suhu optimum 28 ˚C.



    1. Kelembaban

Kelembaban udara yang dibutuhkan saat pertumbuhan miselium ialah 60-75 % dan pertumbuhan tubuh buah, ialah 80-90 %.



    1. Cahaya

Saat pertumbuhan dan perkembangan jamur kuping (Auricularia polytricha) memerlukan cahaya secara tidak langsung, jumlahnya tidak banyak, berkisar 500-1000 lux.



    1. Aerasi

Oksigen penting dalam respirasi jamur, dan hasilnya berupa karbondioksida. Akumulasi karbondioksida dapat mengakibatkan salah bentuk tubuh buah jamur.



    1. Keasaman

Derajat keasaman mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan jamur kuping (Auricularia polytricha). pH untuk pertumbuhan miselium jamur kuping (Auricularia polytricha) berkisar, antara 2,8-9,0 dengan pH optimum 5,0-5,4.


PROSEDUR PELAKSANAAN

  • Alat dan bahan

Fungi Study Center/FSC/Biologi/FMIPA/UNESA/09

Alat - alat yang digunakan dalam eksperimen ini ialah botol yang terbuat dari kaca yang warnanya bening, plastik PP (polipropilen), cincin paralon, lampu spiritus, spiritus, sprayer, spidol, label, penggaris, karet, pengorek kuningan, dan neraca. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini ialah serbuk gergajian kayu, bekatul, kapur, spiritus dan alkohol 70% - 96%.

  • Langkah kerja (untuk poin ke 1 dan ke 2 akan dijelaskan selama kuliah)

  1. Pembuatan bibit F1

  2. Perbanyakan bibit F1 ke F1

  3. Pembuatan bibit F2

Pembuatan bibit F2 tidak lain adalah teknik perbanyakan bibit dari F1 ke F2 dalam media serbuk gergajian kayu. Media ini dibuat dengan bahan-bahan lain seperti bekatul dan kapur dengan perbandingan serbuk gergajian kayu : bekatul : kapur = 10 : 3 : 0,1. Serbuk gergajian kayu tersebut dapat dari kayu sengon, jati, dan lain-lain. Atau dapat diganti dengan ’serbuk’ tongkol jagung, ampas tebu dan lain-lain.

Setelah media tercampur dengan diberi air sehingga kelembabannya 60-75 % maka dapat langsung dimasukkan kedalam botol kaca yang terang (bening) kira-kira ¾ botol. Kemudian bagian tengahnya dilubangi dengan menggunakan kayu atau yang lainnya sebagai tempat bibit. Setelah itu, pada bagian mulut ditutup dengan kapuk atau kapas.

Media tersebut disterilisasi dan setelah agak dingin dapat diinokulasikan dari bibit F1. Setelah ditumbuhi miselium, jika koloni miselium seragam (menyerupai benang-benang berwarna putih) maka dapat dikategorikan murni.

  1. Pembuatan bibit F3 - ....F5

Prosedur pembuatan bibit F3 - ....F5 sama dengan proses sebelumnya, yakni mulai pencampuran media sampai tahap sterilisasi. Yang membedakan adalah bibit yang digunakan pada saat inokulasi. Kalau pembuatan F3, bibit yang digunakan berasal dari bibit F2, begitu seterusnya. Hal ini dilakukan agar jamur dapat beradaptasi dengan media sebuk gergajian kayu sehingga metabolisme didalam sel-selnya dapat stabil selama berada didalam botol. Akan tetapi bibit tidak bisa dibuat sampai F6 dan seterusnya, hal ini disebabkan karena jamur merupakan ’mikroba’ yang dikhawatirkan dapat mengalami mutasi. Apa yang menyebabkan mutasi tersebut masih belum diketahui dengan jelas.

  1. Pembuatan media dalam polybag

Istilah polybag atau baglog merupakan media yang dibungkus dengan plastik jenis PP (Polypropilene) yang tahan terhadap panas. Komposisi medianya sama dengan F2 dan F3. Setelah diisi dengan media tanam, bagian atasnya diberi ’ring’ (irisan pipa paralon atau semacamnya) dengan diameter + 2-3 cm. Setelah itu ditutup dengan kapas atau kapuk. Dapat juga dengan teknik lain yang menggunakan kertas bekas atau plastik PP yang diikat dengan karet pentil. Setelah itu, media tersebut disterilisasi, kemudian setelah agak dingin dapat diinokulasikan dengan bibit F3 – F5.

  1. Penginokulasi Bibit Jamur tiram merah (Pleurotus flabellatus)

    1. Laminar air flow cabinet atau kotak inokulasi (inkas kaca) atau kardus dibersihkan dengan alkohol 96% menggunakan kain lap. Untuk penggunaan kardus sebelum digunakan dibersihkan dahulu dengan desinfektan (misalnya karbol). Lalu bagian dalamnya kita beri lampu spiritus yang menyala selama 10-20 menit sebelum inokulasi.

    2. Alat-alat yang akan digunakan dalam proses inokulasi bibit dibersihkan dengan alkohol 96% dan diletakkan pada laminar air flow cabinet atau kotak inokulasi (inkas kaca) atau kardus.

    3. Untuk penggunaan Laminar air flow cabinet , alat –alat inokulasi dan media tanam dapat disterilkan dengan menyalakan lampu UV selama 2 jam.

    4. Kemudian, bibit F3 jamur diletakkan pada laminar air flow cabinet.

    5. Proses inokulasi dilakukan dengan cara mengambil bibit F3 jamur lalu dipindahkan ke media tanam. Media tanam yang sudah diinokulasi lalu dipindahkan ke ruang inkubasi


Fungi Study Center/FSC/Biologi/FMIPA/UNESA/09

DAFTAR PUSTAKA


Alexopoulus, C.J. 1979. Introduction Mycology, third edition. New York : John Willey


Dokumentasi Fungi Study Center, Biologi FMIPA UNESA.


Dwidjoseputro. 1978. Pengantar Mikologi. Bandung : Penerbit Alumni.


Fengel, D., dan G. Wegener. 1995. Kayu Kimia, ultrastruktur, Reaksi-reaksi. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.


Muchroji dan Cahyana. 1998. Budidaya Jamur Tiram. Jakarta : Penebar Swadaya.


Muchroji dan Cahyana. 2000. Budidaya Jamur Kuping. Jakarta : Penebar Swadaya.


Sinaga, Meily Suiradji. 2000. Jamur merang dan budidayanya. Bogor : Penebar Swadaya.


Suriawiria, Unus. 2000. Sukses Berargrobisnis Jamur Kayu Shitake, Kuping, Tiram. Jakarta: Penebar Swadaya.

Sabtu, 13 Juni 2009

APLIKASI DALAM MATA KULIAH
EKOLOGI


Disusun oleh :
Muhammad Zakaria Pratama
(Zaky Al-farizy)
(Biologi-Unesa, 2006)



A. PRODUKTIVITAS PRIMER

Produktivitas merupakan istilah istilah umum bagi para ahli ekologi yang digunakan untuk proses pemasukan dan penyimpanan energi di dalam ekosistem. Produktivitas primer meliputi pemasukan-pemasukan yang mencakup pemindahan energi cahaya menjadi energi kimia oleh produsen. Penggunaan energi pada binatang dan mikroba, umumnya disebut produksi sekunder. 
Proses fotosintesis terjadi baik di atas permukaan laut, darat, di air tawar maupun di dalam laut. Sinar matahari bergabung dengan komponen-komponen kimiawi dalam air laut untuk menghasilkan jaringan tumbuh-tumbuhan hidup dengan reaksi kimia sederhana:
CO2 + H2O + mineral + sinar matahari zat organik + O2 + panas
Reaksi kimia ini terjadi hampir pada semua jasad fotosintetik dan merupakan dasar bagi semua kehidupan laut, kecuali bakteri tertentu dan biota laut yang mampu berkemosintesis atau membuat makanan tanpa bantuan sinar matahari. Mereka yang dinamakan produsen primer, menjadi sumber makanan secara langsung atau tidak bagi semua konsumen. Prosesnya dinamakan produksi primer. Proses sebaliknya terjadi pada respirasi, yang menggabungkan oksigen dan zat organik untuk menghasilkan bahan mentah untuk fotosintesis. Dua proses tersebut menjadi komponen utama dasar bagi daur organik.
Produktivitas primer merupakan kecepatan terjadinya fotosintesis atau pengikatan karbon. Jumlah seluruh zat organik saat itu adalah standing crop atau biomasssa. Dalam menganalisis suatu lingkungan perlu dipertimbangkan produktivitas kasar (gross productivity) dan produktivitas bersih (net productivity). Ada kalanya produktivitas tinggi tetapi karena terjadi konsumsi oleh herbivora maka biomasssa rendah.(Kasijan Romimohtarto, 2005 : 310)

Efisiensi Fotosintesis
Neraca energi (energy budget) adalah estiasi keluar masuknya energi dan suatu sistem. Estimasi potensi produktivitas primer maksimum dapat diperoleh dari efisiensi potensial fotosintesis (Loomis dan Williams, 1963). Angka maksimum bagi pemasukan seluruh energi sinar matahari adalah 7000 kkal/m2/hari, yang dicapai pada daerah sedang selama musim panas atau di daerah tropis selama waktu tak berawan atau mendung (Seic, 1968). Nilai ini berada dalam bagian spektrum ultraviolet dan infrared dimana mereka tidak efektif dalam fotosintesis. Kira-kira 45 % dari total energi radiasi terletak pada bagian spektrum cahaya yang tampak (visible) yaitu 400 – 700 μm, di mana dapat diabsorbsi oleh pigmen-pigmen fotosintesis. Hal ini berarti tinggal 55 % dari total energi radiasi, tidak terpakai.
Kebanyakan daun tumbuh-tumbuhan mengabsorbsi energi dalam jumlah besar (kira-kira 90 %) dari bagian spektrum cahaya yang tampak dan banyak membiaskan atau memindahkan cahaya ultraviolet dan infrared. Dari 7000 kkal/ m2/ hari, kira –kira 2735 kkal dapat dimanfaatkan secara potensial oleh proses fotosintesis. Sekitar 30 % dari energi yang tersedia ini dilepaskan dengan cara absorbsi tak aktif, sedangkan sisanya 70 %, berperan dalam perantara pembentukan pemindahan energi secara fotokemis ke fotosintesis . dari total energi yang mencapai produser-produser primer pada hari yang sanagt terang, penuh dengan cahaya matahari, hanya sekitar 28 % diabsorbsi ke dalam bentuk yang menjadi bagian dari pemasukan energi ke dalam ekosistem-ekosistem. 
Berdasarkan teori maksimum energi sinar matahari yang dapat diubah menjadi bentuk komponen karbohidrat yang stabil (CH2O) adalah 9 %. Secara teoritis batas tertinggi produktivitas bruto adalah 635 k kal/m2/hari di mana berubah ke massa bahan organik sebesar 165 g/m2/hari. Fotosintesis bruto sebesar 165 g/m2/hari kemudian harus dibagi-bagi oleh tumbuh-tumbuhan antara respirasi dan produksi neto. Batas terendah respirasi sekitar 25 % dari nilai Pg dengan meninggalkan produktivitas primer neto maksimum sebesar 124 g/m/hari. Batas tertinggi secara teoritis didasarkan pada cahaya maksimum, efisiensi maksimum perubahan cahaya menjadi karbohidrat dan respirasi minimum. Jelaslah bahwa tumbuh-tumbuhan yang pernah diamati tidak ada yang dapat mencapai produktivitas neto tertinggi tersebut. 
Bukti catatan bagi produktivits neto harian adalah 54 g/m2/hari, di mana nilai tersebut merupakan nilai bagi pertumbuhan rumput-rumputan tropis dalam lingkungan radiasi yang kuat. Nilai ini amerupakan 44 % dari nilai maksimum secara teoritis. Jadi produktivitas primer neto tidak dibatasi oleh kesanggupan pengubahan cahaya yang tidak dapat dipisahkan dari proses fotosintesis. Sebagian kecil dari bab ini pada prinsipnya merupakan pengamatan bagi faktor-faktor yang menyimpan efisiensi produksi di bawah efisiensi fotosintesis. 
Kesimpulan dari efisiensi fotosintesis adalah sebagai berikut : pertama, walaupun efisiensi secara teoritis adalah 9 % dan efisiensi yang sesungguhnya kira-kira 4,5 % yang mungkin terlihat agak rendah, fotosintesis adalah suatu proses fotokimia yang telah diketahui paling efisien. Kedua, organisme yang mampu berfotosintesis dapat disebut sebagi pemindah (transformer) yang sangat berarti, di mana energi dari sinar matahari yang cukup banyak tersedia, diubah menjadi energi ikatan biokemis yang mendukung kehidupan. Bagi kedua alasan tersebut, produktivitas primer merupakan sebuah kunci bagi proses-proses dalam ekosistem.
 
Faktor – faktor yang mempengaruhi Produktivitas Primer
Sinar matahari merupakan ramuan penting dalam proses fotosintesis. Apa saja yang mempengaruhi sinar matahari akan mempengaruhi proses fotosintesis. Di daerah khatulistiwa, di mana panjang siang dan malam hampir sama sepanjang tahun maka faktor musim seperti yang terjadi di daerah sedang dan kutub tidak berpengaruh. Tetapi perubahan siang dan malam berpengaruh secara berkala. Cuaca dapat mempengaruhi produktivitas primer melalui tutupan awan angin dan secara tidak langsung melalui suhu .(Kasijan Romimohtarto, 2005 : 311)
Awan dapat mengurangi penembusan cahaya ke permukan laut dan mengurangi kecepatan proses produktivitas primer. Angin dapat menciptakan gelombang yang mengakibatkan permukaan laut tidak rata dan memantulkan sebagian besar sinar matahari jika dibandingkan dengan permukaan yang rata. Gelombang, terutama di perairan dangkal dapat juga menyebabkan kekeruhan dan mengurangi penembusan cahaya matahari. Tetapi sebaliknya angin juga dapat mendorong permukaan masssa air sehingga memperkaya zat hara untuk fotosintetik. 
Suhu yang membantu melaui keragaman musiman mengakibatkan menghilangnya termoklin dan mendorong pemukaan massa air yang menyediakan zat hara untuk fotosintesis. Suhu juga mempengaruhi daya larut gas-gas yang diperlukan untuk fotosintesis seperti CO2 dan O2. Gas-gas ini mudah terlarut pada suhu rendah daripada suhu tinggi, akibatnya kecepatan fotosintesis ditingkatkan oleh suhu rendah. .(Kasijan Romimohtarto, 2005 : 312)

Sebaran Produktivitas Primer
Fotosintesis tidak langsung sebanding dengan intensitas cahaya. Pada kolom air 10-15 m ke atas kecepatan fotosintesis lebih rendah daripada pada lapisan 15-30 m, karena cahaya di permukaan laut telalu intensif untuk kebanyakan biota yang dapat dilukai oleh sinar ultraviolet. Fotosintesis tejadi sampai kejelukan 100m, di mana intensitas cahaya hanya 1% dari permukaan.
Pada umumnya produktivitas primer di laut bebas relatif rendah karena jauh dari daratan yang menyediakan zat hara dan karena volume air yang besar yang mengencerkan kadar zat hara. Contohnya danau dangkal, kolam dan rawa-rawa untuk lingkungan air tawar dan estuary untuk lingkungan laut. Kombinasi antara kandungan zat hara tinggi dari aliran sungai dan perairan dangkal yang teraduk baik, merupakan keadaan ideal untuk produktivitas tinggi. Sebaliknya sedimentasi tinggi di perairan dangkal dapat menghalangi penembusan cahaya dan dapat menjadi faktor pembatas di teluk yang menjorok ke dalam. Lingkungan oligotrofik adalah lingkungan dengan produktivitas rendah, seperti laut lepas, danau besar yang dalam, dan goba pantai di mana sirkulasi air terbatas.
Cara mengukur produktivitas premer
Metode botol terang dan gelap
 Metode ini sesuai dipakai dalam lingkungan air. Produktivitas diukur menurut kesetimbangan oksigen yang dihasilkan sebagai akibat fotosintesis. Sampel air yang diambil dari perairan yang tenang dan mengandung plankton dimasukkan ke dalam botol Winkler terang dan gelap. Kedua botol itu digantungkan dalam kolam pada kedalaman yang sama dengan kedalaman pengambilan sampel. Salah satu botol itu muls-mula dibungkus kedalam kertas aluminium itu berada dalam kegelapan, sehingga yang terjadi hanya pernafasan(tetapi tidak ada fotosintesis) plankton. Dalam botol satu lagi yang tidak dibungkus terjadilah pernafasan dan fotosintesis selama ada cahaya siang. Perlu kiranya untuk menentukan jumlah semula oksigen yang terlarut dalam kolam dengan mengambil dan menganalisis suatu contoh ketiga pada saat kedua botol percobaan itu ditempatkan. Botol percobaan itu diambil dari kolam setelah 24 jam dan suhu airnya dicatat. Kandungan oksigen dalam setiap botol diperkirakan menurut Winkler. Volume oksigen yang ada didalam botol terang dan gelap menunjukkan produktivitas primer fitoplankton itu.
  Fotosintesis
 2H2O + CO2 + 114 Cal  CH2O +O2 + H2O
  Respirasi
 BM CH2O = 30: BM O2 = 32
Bilamana perlu, percobaan itu dapat diulangi pada kedalaman yang berbeda-beda dalam kolam, sehingga produktivitas menyeluruh dari seluruh kolam itu dapat perkirakan.
Metode pelaksanaan
A. Alat dan Bahan
Alat dan bahan untuk uji kualitas air:
1. Botol winkler gelap 2 buah
2. Botol winkler terang 2 buah
3. Tali raffia
4. Erlenmeyer 250 ml 2 buah
5. Pipet tetes
6. Pipet ukur 1 ml 
7. Pipet ukur 3 ml
8. Larutan KOH – KI
9. Larutan H2SO4
10. Larutan amilum 1 %
11. Larutan Na2SO2O3 0,025 N
12. Sampel air
Alat dan bahan untuk prouktivitas
1. Botol winkler coklat 6 buah
2. Botol winkler terang 6 buah 
3. DO meter
4. pH meter
5. Thermometer air
6. Tali raffia
7. Kayu/bambu

B. Prosedur Kerja
1. Pengambilan sampel air dan peletakan botol sampel
a. Mengambil sampel air dengan menggunakan botol winkler coklat dan putih pada sekitar permukaan air (1 pasang botol). Menutup masing-masing botol sewaktu botol di dalam air.
b. Mengikat satu botol gelap dan satu botol terang dengan tali raffia pada kedalaman permukaan dan satu pasang botol pada sekitar bagian dasar air diikatkan pada tali raffia yang sama yang dipakai untuk mengikat satu pasang botol sebelumnya tali raffia pada bagian atas yang digantungkan pada pohon dekat air sehingga kedua pasang botol yang diikat raffia dekat air sehingga kedua pasang botol yang diikat raffia dapat masuk ke badan air sesuai dengan kedalaman.
2. Pemerikasaan kadar oksigen terlarut 
Memeriksa kadar oksigen dari botol terang dan botol gelap sesuai dengan kedalaman sebelum perlakuan.
3. Pengukuran kandungan oksigen dalam metode winkler
a. Membuka botol winkler,air hasil tampungan diberi MnSO4 sebanyak 1 ml dengan mengunakan pipet ukur dengan ujung pipet di bawah permukaan air, sehingga tidak menimbulkan gelembung udara.
b. Menambahkan 1 ml KOH-KI dengan cara yang sama.
c. Menutup botol winkler kembali dengan membolak-balikkan selama 5 menit.
d. Membiarkan selama 16 menit agar terjadi pengikatan oksigen terlarut dengan sempurna dengan menandai timbulnya endapan di dasar botol.
e. Mengambil dan membuang 2 ml larutan di permukaan ataas botol tanpa menyertakan endapan kemudian menambahklan 1 ml H2SO4 pekat dengan pipet ukur.
f. Menutup botol dan dibolak-balikkan sehingga endapan larut dan larutan menjadi warna kuning kecoklatan.
g. Untuk satu botol winkler, mengambil larutan dan memasukkan ke dalam Erlenmeyer 100ml, larutan siap untuk dititrasi dengan Na2S2O3.
h. Larutan dalam Erlenmeyer dititrasi dengan Na2S2O3 hingga berwarna kuning muda. Mengukur Na2S2O3 yang digunakan.
i. Memasukkan 30 tetes amilum 1% ke dalam Erlenmeyer hingga larutan menjadi biru tua.
j. Larutan dititrasi lagi hingga warna biru hilang, Na2S2O3 yang digunakan pada langkah-j dijumlahkan.
Dua kali rata-rata jumlah ml larutan thiosulfat terpakai ekivalen dengan kadar O2 terlarut (mg/l) dalam air atau (a mg/lx 0,698)
4. Mengukur produktivitas dan metabolisme perairan
a. Enam botol terang dan enam botol gelap dirangkai berselang-seling pada kedalaman 0 dan 3 meter dengan satu kali ulangan dengna waktu pengamatan jam 12.00
b. Setiap botol diisi dengan air yang berasala dari kedalaman 0 dan 3 meter (diusahakan saat air masuk ke botol, tidak terbentuk gelembung udara).
c. Semua rangkaian botol tersebut dimasukkan ke dalam air pada saat matahari sebelum terbit. Bersamaan dengan pemasukan botol ke dalam air, diukur oksigen terlarut (DO) air pada masing-masing kedalaman (0 dan 3 meter) sebagai DO inisial.
d. Rangkaian botol gelap dan terang tersebut diambl 2 tahap, yaitu:
 2 rangkaian diambil pada pukul 09.00 WIB
 2 rangkaian diambil pada pukul 12.00, kemudian diukur DO, pH, suhu, dan alkalinitas.

B. KEANEKARAGAMAN PLANKTON
Pada suatu lingkungan tentu terdapat bermacam–macam organisme. Organisme tersebut saling mendukung dalam menciptakan suatu keseimbangan lingkungan. Organisme di lingkungan perairan antara lain plankton, ikan, jamur dan mikroorganisme seperti bakteri. Bila salah satu saja komponen tersebut tidak ada atau terganggu maka keseimbangnan di lingkungan perairan juga akan terganggu. Plankton sangat penting bagi ekonomi perairan karena sebagai pengikut awal energi matahari Plankton terdiri dari fitoplankton dan zooplankton. 
Fitoplankton adalah salah satu jenis plankton yang termasuk produsen. Fitoplankton berukuran besar mudah ditangkap dengan jaring plankton. Organisme ini banyak sekali terdapat di permukaan air karena memerlukan oksigen untuk fotosintesis. Gerakan plankton bersifat pasif melayang-layang dalam air dan penyebarannya sedikit banyak dipengaruhi oleh arus air. Zooplankton termasuk konsumen dan bakteri adalah redusen. Zooplankton yang merupakan anggota plankton yang bersifat hewan sangat beranekaragam jenisnya. Organisme ini terdiri dari bermacam-macam larva dan bentuk dewasa. 
Hanya satu golongan zooplankton yang sangat penting bagi ekologi perairan dan mendominasi di semua lautan ialah sub kelas Kopepoda. Keanekaragaman plankton dapat menggambarkan struktur komunitas organisme suatu perairan. Selain itu keanekaragaman plankton menunjukkan jumlah spesies/kelimpahan spesies dan menunjukkan keseimbangan komunitas. Keanekaragaman plankton akan berkurang bila suatu komunitas didominasi oleh satu atau sejumlah kecil spesies. 
 Perubahan lingkungan perairan dapat mempengaruhi keanekaragaman zooplaknkton. Perubahan lingkungan tersebut dapat terjadi karena kegiatan manusia atau perubahan alamiah yang terjadi di lingkungan perairan itu sendiri. Perubahan lingkungan tersebut berpengaruh pada kondisi fisik dari perairan tersebut., misalnya suhu, pH, salinitas dan kecerahan air. Kondisi fisik tersebut sering digunakan sebagai parameter kualitas suatu perairan. Kualitas suatu perairan tentu akan mempengaruhi keanekaragaman zooplankton.

SIFAT UMUM EKOSISTEM PANTAI
Wilayah perairan pantai dalam peranannya sebagai sumber daya hayati laut dapat diartikan sebagai wilayah perairan laut yang masih terjangkau oleh pengaruh daratan. Wilayah perairan pantai merupakan bagian wilayah samudera yang sempit sekali jika dibandingkan dengan luas perairan kita. Akan tetapi dengan panjang pantai sekitar 81.000 km lebih. Maka wilayah ini merupakan wilayah yang luas. Sesuai dengan letaknya wilayah ini merupakan pertemuan antara pengaruh daratan dan samudra. Lebih dari itu merupakan wilayah yang mempunyai sifat-sifat yang sangat majemuk. Hal ini terlihat sangat nyata pada mintakat pasut dan daerah estuari. Perubahan-perubahan sifat lingkungan terjadi secara cepat dalam waktu dan ruang sehingga untuk melakukan penelitian sifat-sifat lingkungan diperlukan ulangan waktu yang lebih kerap dan jarak tempat observasi lebih dekat daripada di samudra bebas. .(Kasijan Romimohtarto 2005 : 319)
Perairan pantai yang umumnya dangkal mempunyai keragaman factor-faktor lignkungan yang lebih besar daripada samudra lepas. Baik musiman maupun geografik. Zooplankton dari perairan jeluk yang biasanya berupaya menegak dan naik ke lapisan permukaan pada malam hari tdak terdapat di sini. Sebagai gantinya di perairan ini terdapat populasi hewan yang hidup di lapisan permukaan atau di dalam dasar laut pada siang hari. .(Kasijan Romimohtarto 2005 : 319)
Pengaruh daratan pada perairanpantai dapat dikaitkan dengan rendahnya salinitas, bertambahnya sedimentasi yang berakibat mengurangnya daya tembus sinar matahari dan bertambah besarnya rasio antara larva planktonik dan plankton dewasa yang terakhir ini menunjukkan betapa pentingnya anak-anak hewan laut yang merupakan sebagian dari sumber daya hayati laut sebagai generasi penerus induk-induknya yang dari waktu ke waktu dimanfaatkan oleh manusia. .(Kasijan Romimohtarto 2005 : 319)
Wilayah pantai secara teoritis dibagi menjadi dua secara berkala dan mintakat pasut. Mintakat secara berkala mengalami pengeringan dan perendaman sedangkan mintakat pasut merupakan mintakat yang terbanyak diketahui sifat-sifat ekologiknya dan sumber daya hayatinya.
PLANKTON
Biota yang mengapung (plankton) ini mencakup sejumlah besar biota laut, baik ditinjau dari jumlah jenisnya maupun kepadatannya. Produsen primer (fitoplankton), herbivore, konsumen tingkat pertama, larva dan juwana plantonik dari hewan lain, digabung menjadi satu membentuk volume biota laut yang luar biasa besarnya. Mereka hidup terbatas I lapisan perairan laut beberapa ratus meter dari permukaan laut. Ukuran plankton sangat beranekaragam dari yang terkecil, yang disebut ultraplankton berukuran <0,005 mm atau 5 mikron, termasuk disini bakteri dan diatom kecil, sampai nanoplankton yang berukuran 60 – 70 mikron yang terlalu kecil untuk dikumpulkan dengan jaring plankton biasa dan hanya dapat dikumpulkan dengan cara mengambil sejumlah air laut. Nanoplankton yang terdapat di dalam air laut tersebut diendapkan beberapa waktu kemudian dikumpulkan dari endapan di dasar atau dengan mengggunakan sentrifugasi (centrifuge), karena itu plankton ini disebut planton sentrifus. Netplankton atau mikroplankton berukuran sampai beberapa millimeter dan dapat dikumpulkan dengan banyak macam jarring plankton. Makroplankton berukuran besar, baik berupa tumbuh – tumbuhan maupun hewan. .(Kasijan Romimohtarto 2005 : 37)
Banyak jenis hewan menghabiskan sebagian dari daur hidupnya sebagai plankton, khususnya pada tingkat larva atau juwana. Plankton kelompok ini disebut meroplankton atau plankton sementara, karena setelah juwana atau dewasa mereka menetap di dasar laut sebagai bentos atau berenang bebas sebagai nekton.

a. Fitoplankton
Meskipun fitoplankton membentuk sejumlah besar biomasssa di laut, kelompok ini hanya diwakili oleh beberapa filum saja. Sebagian besar bersel satu atau mikroskopis dan mereka termasuk filum Chrysophyta yakni alga kuning hijau yang meliputi diatom dan kokolitofor (coccolitophore). Selain ini terdapat beberapa jenis alga biru – hijau (Chyanophyta), alga coklat (Phaeophyta) dan satu kelompok besar dari Dinoflagellata (Pyrophyta).
Diatom merupakan produsen primer yang terbanyak. Mereka terdapat di semua bagian lautan, tetapi teramat melimpah di daerah permukaan massa air dan di lintang tinggi, di mana terdapat air dingin yang penuh zat hara. Biota bersel satu ini umumnya dinamakan alga coklat emas karena warnanya. Diatom mempunyai ukuran yang sangat beraneka ragam dan beberapa micron sampai beberapa millimeter. 
Dinoflagelata juga beranekaragam tetapi tidak seperti diatom dan kokolifor, mereka tidak mempunyai kerangkan mineral. Meraka memiliki flagella seperti cambuk yang memungkinkan mereka untuk bergerak.
Sargassum, alga coklat merupkan fitoplankton makroskopis yang berlimpah jika dibandingkan dengan yang lain. Benda besar yang mengapung ini mencakup cabang, ranting dan sekelompok kantung udara yang erlaku sebagai pelampung. Karena bentuknya bundarmaka dinamai Sargassum, dari asal kata Portugis yang artinya anggur. .(Kasijan Romimohtarto 2005 : 39)
b. Zooplankton
Meskipun jumlah jenis dan kepadatannya lebih rendah daripada fitoplankton, mereka membentuk kelompok yang lebih beranekaragam. Setidak-tidaknya ada sembilan filum yang mewakili kelompok zooplankton ini dan ukurannya sangat beranekaragam, dari yang sangat kecil atau renik sampai yang garis tengahnya lebih dari satu meter. Sebagian hidup sebagai meroplankton dan sebagian lagi sebagai holoplankton. Hampir semua hewan laut menghabiskan sebagian daur hidupnya dalam bentuk plankton. .(Kasijan Romimohtarto 2005 : 51)

c. Indeks keanekaragaman (Diversity Index)
Indeks ini digunakan untuk mengetahui keanekaragaman hayati biota yang diteliti. Apabila nilai indeks makin tinggi, berarti komunitas biota (plankton) di perairan itu makin beragam dan tidak didominasi oleh satu atau dua takson saja. Indeks keanekaragaman dihitung berdasarkan rumus Shannon and Weaver.

 
H = Indeks keanekaragaman 
Ni= jumlah individu genus ke-i
N= jumlah total genus